Selasa, 13 September 2016

Pembagian Daging selalu Rata di Dusun Dengok Kulon Progo




Sumber Foto: Arum Catur Wahyuni

Kabar Mahasiswa, Yogyakarta - Hari raya Idul Adha 1437 Hijriah, Senin, 12 September 2016 merupakan berkah bagi seluruh umat Muslim di dunia. Setiap tahun, warga desa Dengok Kulon Progo tak ketinggalan merayakan dengan membagi rezeki yang didapat setahun ini dengan berqurban.
“Untuk tahun ini ada 45 kambing dan 3 sapi. Setiap tahunnya disini selalu berqurban dan selalu banyak lebih dari 10 kambing tiap tahunnya,’ ujar, Anto Dwi Prayitno salah satu panitia qurban.
Warga yang ingin berqurban seminggu sebelumnya sudah mendaftarkan diri ke masjid. Selanjutnya, dua hari sebelum qurban, warga mengirimkan hewan qurban pilihannya untuk dikumpulkan di masjid dan diqurban kan.
Setelah solat Ied, warga yang umumnya laki-laki otomatis pergi ke masjid untuk membantu menyembelih hewan qurban. Setelah disembelih, daging-daging dipisahkan dan dibagi kedalam plastik-plastik ukuran sedang seberat 2 kg. Selanjutnya akan dipisahkan menurut RT (Rukun Tetangga) dan KK (Kepala Keluarga) nya.
Warga di Dusun Dengok sendiri terdiri dari 6 RT dan 2 RW. Masing-masing adalah RT 01 /RW 01, RT 01/ RW 01, RT 03/ RW 01, dan RT 04/ RW 02, RT 05/ RW 02, RT 06/ RW 02. Total keseluruhan dari  RT 6 RT dan 2 RW ada 150 KK yang menerima daging qurban.
Anto mengatakan banyaknya hewan yang diqurbankan pembagian menjadi merata. Semua warga mendapat jatah. Bahkan yang bukan warga Dusun Dengok sekalipun mendapatkan jatah karena melimpahnya hasil qurban.
“Semuanya selalu dapat, yang tua yang muda, berkeluarga juga tidak pun dapat hasil qurban,. Allhamdulilah, tidak ada yang kelewatan” kata Anto.
Pembagian jatah qurban dilakukan di masjid. Jam 14.00 WIB daging qurban siap dibagikan, warga yang mengambil jatah mereka sudah datang sebelum waktu yang pembagian. Pembagian dilakukan oleh ketua RT masing-masing dan diberikan kepada warga. Semua warga datang baik ibu-ibu, bapak-bapak, anak-anak kecil, hingga orang tua untuk mendapatkan jatah qurban.
Warga yang tidak bisa datang seperti orang-orang tua, cacat, dan lain-lain diberikan langsung oleh panitia dengan berkeliling untuk memastikan semua sudah mendapatkan jatah hewan qurban.

“Meski masih banyak warga disini yang kurang berada, namun mereka tiap tahun tak lupa berkorban dan membagi hasil jerih payah mereka ke semua warga lainnya, karena pada dasarnya manusia itu sama rata,” kata Anto.

ARUM CATUR WAHYUNI

1 komentar:

  1. Idenya simpel, tetapi keren. Informasi sangat lengkap. Ada data tentang lokasi juga. Pemilihan lokasi-nya juga mantap, tidak "itu-itu saja". Original. Keep original.

    BalasHapus